Sampang (beritajatim.com) - Sebanyak 43 anak
pengungsi Syiah diketahui kabur dari penampungan di lapangan tenis
indoor jalan KH.Wahid hasyim kelurahan Gunung Sekar kecamatan Kota
Sampang. Pengungsi kabur diduga karena mengalami kesulitan pengurusan
ijin keluar lokasi penampungan.
Para anak pengungsi Syiah ini
kebanyakan kabur karena ingin melanjudkan pendidikan. Mayoritas
anak-anak pengungsi ini adalah santri pondok pesantren yang belajar di
kawasan Kecamatan Bangil kabupaten Pasuruan,
"Ada sekitar 40 anak
keluar dari penampungan, tapi yang kami tahu memang administrasi untuk
keluar dari penampungan sangat ribet, dan harus ada hitam di atas putih,
padahal orang tua mereka telah mengijinkan, " kata Andi Irfan, relawan
dari Kontras Jatim yang berada di lokasi penampungan, Minggu (9/9/2012).
Kaburnya
puluhan anak pengungsi Syiah ini juga dibenarkan oleh Budi Santoso,
petugas jaga dari Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten
Sampang. Menurutnya, sebanyak 43 anak para pengungsi ini telah kabur
semenjak Sabtu (8/9) kemarin.
"Kami mengetahui saat pembagian konsumsi makanan, dari data yang ada sebayak 43 anak sudah tidak berada di tempat," ucap Budi.
Lebih
lanjut Budi menambahkan bahwa mereka keluar tanpa izin petugas.
"Semenstinya mereka harus membuat surat pernyataan, kalau ada apa-apa di
luar, mereka bukan tangung jawab kami," ujarnya.
Sekadar
diketahui, pasca bentrok jamaah Syiah dan Sunni yang terjadi Minggu
(25/8) lalu, sebanyak 283 pengikut Syiah asal kecamatan Karang Penang
dan kecamatan Omben mulai dievakuasi ke lokasi penampungan sementara di
lapangan tenis indoor. Hingga berita ini diturunkan, para pengungsi
tersebut telah menempati penampungan 15 hari. [sar/but]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar