Eramuslim.com | Media Islam Rujukan,
Para pembela Syiah baik dari kalangan Syiah sendiri maupun tokoh-tokoh
yang mengaku Ahlussunnah, harusnya sadar bahwa Syiah dan Sunni sampai
kapanpun tidak akan bisa bersatu, karena banyaknya hal prinsipil yang
berbeda antara Syiah dan umat Islam kebanyakan.
Menghina Istri dan sahabat Nabi sudah menjadi point penting yang menjadi
tidak mungkin terwujudnya persatuan tersebut. Kalaupun bersatu, maka
persatuan tersebut adalah persatuan yang semu, persatuan yang
dipaksakan.
Banyak pihak yang memuji hingga setinggi langit Khomeini pemimpin Syiah
Iran yang telah mangkat. Tokoh sesat ini dianggap sebagai inspirator
bangkitnya Islam kembali dengan slogan-slogan palsunya "Laa Syarqiyah Wa
La Gharbiyah" (Tidak Timur dan Tidak barat, untuk menunjukkan bahwa
revolusi Iran era akhir 70 an lalu adalah murni revolusi Islam tidak
memandang timur ataupun barat).
Namun banyak orang yang tidak tahu betapa kotornya mulut tokoh yang
dianggap "Ayatullah" ini, dalam Kitab karangannya yang berjudul
"Al-Thaharah", juz 3 halaman 457, dengan terang-terangan tokoh sesat ini
mengatakan:
"Jika seorang pemimpin memberontak terhadap amirul
mukminin (Ali) untuk melawan dia dalam kepemimpinan atau tujuan lain
seperti Aisyah, Zubair, Thalhah dan Muawiyah....., atau jika dia
menampakkan permusuhan terhadap Amirul Mukminin atau setiap Imam,
walaupun mereka tidak terlalu (najis) dalam penampilan luar......namun
ketahuilah mereka lebih najis dari Anjing dan Babi..." (Klik scan halaman kitab )
Download Kitab:
http://download.shiaonlinelibrary.com/downloads/book494.pdf.zip ==> juz 1
http://download.shiaonlinelibrary.com/downloads/book495.pdf.zip
==> juz 2
http://download.shiaonlinelibrary.com/downloads/book496.pdf.zip
==> juz 3
Naudzubillahmindzalik, betapa kotornya pernyataan sang imam sesat
tersebut terhadap orang-orang yang dimuliakan di dalam Islam. Dengan
pernyataan Khomeini ini, masih bisakah umat Islam bersatu dengan Syiah?
Ketika Aisyah dituduh berzina oleh orang-orang munafik madinah, Allah
langsung membelanya dari atas langit yang ke tujuh dengan menurunkan
sepuluh ayat dalam surat An-Nur untuk membebaskan Aisyah radhiyallahu
'anha dari tuduhan keji tersebut. Namun berbanding terbalik dengan sikap
tokoh sesat Syiah ini.
Tragedi di dunia Islam cukuplah sebagai pelajaran bahwa jika kaum sesat
Syiah sudah mulai banyak, maka mereka akan melakukan makar terhadap umat
Islam tak terkecuali di Indonesia. Dengan jumlah sedikit saja di
Indonesia mereka sudah berani unjuk gigi, apalagi nanti jika sudah
besar.
Menarik satu pernyataan dari salah satu dosen di Malaysia yang
mengatakan bahwa untuk Syiah, umat Islam harus menerapkan konsep tasamuh
yang berbasis "lakum dinukum waliyadin", insya Allah konflik Syiah dan
umat Islam bisa diminimalisir. Wallahu a'lam (fq/berbagai
sumber/lppimakasar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar