Hidayatullah.com— Ketua
Bidang Organisasi Yayasan Al-Bayyinat Habib Achmad Zein Al-Kaf
mengatakan, organisasi Al Bayyinat adalah sebuah lembaga pengkaji
masalah Syiah yang di dalamnya terdiri dari banyak orang dan perwakilan
elemen organisasi Islam. Di antara mereka ada yang dari Muhammadiyah,
Nahdhatul Ulama (NU), Al Irsyad Al Islamiyah dan beberapa organisasi
lain. Karena itu lembaga ini lebih tepat milik umat Islam.
Penjelasan
ini disampaikan Habib Achmad Zein sehubungan dengan pernyataan tokoh
Syoah yang juga Anggota Dewan Syura Ahlulbait Indonesia (ABI), Dr Muhsin Labib
dalam seminar Syiah di Gedung Sucofindo, Pasar Minggu, Jakarta, Selasa
(18/09/2012) yang telah meminta kalangan Nahdhatul Ulama (NU) mewaspadai
‘penumpang-penumpang gelap’ seperti Yayasan Al-Bayyinat masuk ke tubuh
NU menjadi pengurus. [baca: Mengaku Ada Kemiripan dengan NU, Syiah Ajak Waspadai Al Bayyinat]
Menurut Habib Achmad Zein, pernyataan tokoh Syiah itu dinilai salah
alamat dan dengan sengaja ingin memecah hubungan Al Bayyinat dengan
ormas-ormas Islam di Jawa Timur yang dikenal menentang keras aliran
Syiah.
“Tujuan dan kehadiran lembaga ini dinilai sebagai bentuk
meluruskan ajaran Syiah yang dinilai telah tidak murni lagi
(sesat),”ujar Habib Achmad Zein kepada hidayatullah.com, Kamis (24/09/2012) malam.
Ia mengaku, lembaga yang telah berdiri lebih 25 tahun ini telah
bekerjasama dengan berbagai kalangan, termasuk dengan organisasi
Muhammadiyah, Nahdhatul Ulama (NU) bahkan dengan aparat keamanan.
“Kami juga bekerjasama dengan pihak pemerintah dan aparat untuk
menjelaskan bahaya Syiah. Ini semata-mata demi menyelamatkan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari pengaruh paham Syiah
Internasional yang dikendalikan di Iran,” ujarnya. [baca: "Gerakan Syiah Diremote dari Iran"].
Lebih jauh, ia juga mengingatkan, hakikatnya Syiah itu tidak tunduk
kepada pemerintahan Republik Indonesia (RI), namun hanya tunduk pada
Iran dan imam-imam mereka.
Ia mengaku tersenyum saat Syiah mengatakan banyak “penumpang gelap” masuk menjadi pengurus NU.
Menurutnya,
semenjak sekolah menengah atas, dirinya (Habib Achmad Zein al Kaf, red)
telah menjadi ketua ranting NU di Kabupaten Gresik. Bahkan ayahnya,
(alm) Habib Zein Al Kafff seorang tokoh NU yang kini dimakamkan di
Komplek Makam Maulana Malik Ibarhim Gresik.
Karenanya, usaha
Syiah memecah belah organisasi yang menentang keberadaan Syiah dengan
cara membentur-benturkan dengan ormas Islam tidaklah bisa. Apalagi
menurut Achmad Zein, sikap umat Islam di Jawa Timur menyikapi masalah
Syiah sama dengan berpegang fatwa MUI Jawa Timur jika Syiah itu
menyesatkan.
Penulis “Export Revolusi Syiah ke Indonesia” ini selain
dikenal pengkaji masalah Syiah juga Anggota Mustasyar PWNU Jawa Timur.
Melalui lembaganya Al Bayyinat, ia bersama banyak orang meneliti
pemahaman Syiah melalui kitab-kitab rujukan asli Syiah hampir lebih dari
20 tahun ini.*
Qs al maaidah 5:6, apa bisa ditafsirkan bahwa orang mu'minuun yg berwudhu pasti disucikan, jadi ma'shuum, sebagai mana syiah12imam menafsirkan Qs al achzaab 33:33, bahwa para ahli lbait nabi s.a.w.adalah telah disucikan,jadi ma'shuum.
BalasHapusImam tak harus dari ahli lbait, tapi bisa dari mu'miniin yg telah berwudhu.