Senin, 24 September 2012

Tak Mau Pindah, Menag Kecewa dengan Tajul Muluk

Surabaya (beritajatim.com) - Menteri Agama Suryadharma Ali (SDA) kecewa berat dengan sosok Tajul Muluk, pimpinan komando Syiah di Sampang.

Pasalnya, gara-gara penolakan Tajul Muluk itulah rencana pemindahan sementara pengungsi Syiah dari Lapangan Tennis Indoor GOR Sampang ke rumah susun (rusun) Puspa Agro, Jemundo Sidoarjo gagal. "Ada pihak-pihak yang tidak setuju upaya baik pemerintah memindahkan sementara pengungsi Syiah keluar Sampang ke rusun Puspa Agro Sidoarjo, agar lebih manusiawi. Saya sebagai Menteri Agama sangat menyayangkan itu," tegas SDA kepada wartawan seusai pertemuan dengan Gubernur Jatim Soekarwo di gedung negara Grahadi, Jumat (7/9/2012) siang.

Pihak-pihak lain yang menolak pemindahan sementara itu salah satunya adalah Tajul Muluk, yang saat ini ditahan di Lapas Sidoarjo. Padahal, pentolan Ikatan Jamaah Ahlulbait Indonesia (IJABI) dan Ahlulbait Indonesia (ABI) sudah setuju pemindahan sementara itu.

"Penolakan Tajul Muluk ini sangat disayangkan. Padahal lokasi rusun itu layak dan lebih manusiawi, listrik ada, air ada, kamar banyak, segala fasilitas juga ada. Mereka pengungsi tidak mau pindah, karena pimpinannya Tajul Muluk menolak opsi itu," tuturnya.

Menag menolak opsi pemindahan sementara pengungsi Syiah itu saat ini berlangsung deadlock alias tidak ada solusi. Kementerian Agama (Kemenag) menugaskan Kanwil Kemenag Jatim, Kantor Kemenag Sampang dan IAIN Sunan Ampel Surabaya melakukan dialog bersama pengungsi Syiah mencari jalan keluar terbaik.

"Memang saat ini nggak ada lokasi pemindahan sementara selain rusun Puspa Agro Sidoarjo. Kalau ada, saya rasa mereka pengungsi juga menolak lagi. Kalau mereka mau, solusi transmigrasi juga bisa diambil," tuturnya.

Lebih lanjut SDA menjelaskan, banyak pihak yang meminta agar pemerintah atau negara pun hak untuk memaksa dan mengatur rakyatnya. Tapi, upaya dialog mencari solusi bersama terus ditempuh.

Gubernur Jatim Soekarwo dalam kesempatan yang sama menambahkan, pihaknya pada Sabtu (8/9/2012) besok akan mengadakan rapat dengan pihak terkait di Sampang.

"Kalau ditolak di rusun Puspa Agro Sidoarjo, apakah ada tempat yang layak di Sampang. Nanti akan dibahas bersama agar tempat pemindahan sementara pengungsi lebih layak dan menusiawi, tidak seperti sekarang. Mau hubungan suami istri saja harus sembunyi-sembunyi, sebelum ada bilik asmara," pungkasnya. [tok/ted]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar