Surabaya (beritajatim.com) - Menteri Agama Suryadharma Ali (SDA) kecewa berat dengan sosok Tajul Muluk, pimpinan komando Syiah di Sampang.
Pasalnya,
gara-gara penolakan Tajul Muluk itulah rencana pemindahan sementara
pengungsi Syiah dari Lapangan Tennis Indoor GOR Sampang ke rumah susun
(rusun) Puspa Agro, Jemundo Sidoarjo gagal. "Ada pihak-pihak yang tidak
setuju upaya baik pemerintah memindahkan sementara pengungsi Syiah
keluar Sampang ke rusun Puspa Agro Sidoarjo, agar lebih manusiawi. Saya
sebagai Menteri Agama sangat menyayangkan itu," tegas SDA kepada
wartawan seusai pertemuan dengan Gubernur Jatim Soekarwo di gedung
negara Grahadi, Jumat (7/9/2012) siang.
Pihak-pihak lain yang
menolak pemindahan sementara itu salah satunya adalah Tajul Muluk, yang
saat ini ditahan di Lapas Sidoarjo. Padahal, pentolan Ikatan Jamaah
Ahlulbait Indonesia (IJABI) dan Ahlulbait Indonesia (ABI) sudah setuju
pemindahan sementara itu.
"Penolakan Tajul Muluk ini sangat
disayangkan. Padahal lokasi rusun itu layak dan lebih manusiawi, listrik
ada, air ada, kamar banyak, segala fasilitas juga ada. Mereka pengungsi
tidak mau pindah, karena pimpinannya Tajul Muluk menolak opsi itu,"
tuturnya.
Menag menolak opsi pemindahan sementara pengungsi Syiah
itu saat ini berlangsung deadlock alias tidak ada solusi. Kementerian
Agama (Kemenag) menugaskan Kanwil Kemenag Jatim, Kantor Kemenag Sampang
dan IAIN Sunan Ampel Surabaya melakukan dialog bersama pengungsi Syiah
mencari jalan keluar terbaik.
"Memang saat ini nggak ada lokasi
pemindahan sementara selain rusun Puspa Agro Sidoarjo. Kalau ada, saya
rasa mereka pengungsi juga menolak lagi. Kalau mereka mau, solusi
transmigrasi juga bisa diambil," tuturnya.
Lebih lanjut SDA
menjelaskan, banyak pihak yang meminta agar pemerintah atau negara pun
hak untuk memaksa dan mengatur rakyatnya. Tapi, upaya dialog mencari
solusi bersama terus ditempuh.
Gubernur Jatim Soekarwo dalam
kesempatan yang sama menambahkan, pihaknya pada Sabtu (8/9/2012) besok
akan mengadakan rapat dengan pihak terkait di Sampang.
"Kalau
ditolak di rusun Puspa Agro Sidoarjo, apakah ada tempat yang layak di
Sampang. Nanti akan dibahas bersama agar tempat pemindahan sementara
pengungsi lebih layak dan menusiawi, tidak seperti sekarang. Mau
hubungan suami istri saja harus sembunyi-sembunyi, sebelum ada bilik
asmara," pungkasnya. [tok/ted]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar