Sampang (beritajatim.com) - Ruang bilik asmara yang
didirikan di lokasi pengungsian, untuk memenuhi kebutuhan biologis
korban kerusuhan kelompok anti syiah, rupanya ramai. Hampir setiap malam
beberapa pasangan suami istri para pengungsi ini memanfaatkan bilik
asmara untuk bisa melakukan hubungan badan.
Eis Susilowati,
petugas dari dinas kesehatan setempat, yang ditugaskan menjaga
mengatakan bahwa bilik asmara tidak pernah sepi. "Semalam beberapa
pasangan suami istri pengungsi mengunakan fasilitas bilik asmara," ucap
Eis saat ditemui, Kamis (6/9/2012).
Sekadar diketahui, pendirian
bilik asmara ini berawal ditemukanya satu pasangan suami istri sedang
melakukan hubungan intim di belakang gedung lokasi penampungan
pengungsi. Dengan tanpa pembatas apapun yang menghalangi pandangan mata,
pasangan suami istri ini melakukan hubungan intim.
Dari
peristiwa tersebut, relawan yang menangani para pengungsi sadar atas
kebutuhan biologis para pengungsi. Selanjutnya, para relawan pun
mendirikan ruang khusus yang dinamai bilik asmara.
Seperti yang
diberitakan sebelumnya, sekitar 60 pasangan suami istri asal desa
Bu'uran kecamatan Karang Penang dan Desa Karang Gayam kecamatan Omben
turut dalam pengungsian. Mereka menjadi korban konflik antara kelompok
Syiah dengan kelompok Sunni, Minggu (25/8/2012) lalu. [sar/but
Tidak ada komentar:
Posting Komentar