Senin, 24 September 2012

Kang Jalal: HMI Sebarkan Syiah

Jakarta (beritajatim.com) - Ketua Dewan Syuro ikatan Jemaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI) Jalaluddin Rakhmat menyebut, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ikut berperan dalam penyebaran ajaran Syiah di Indonesia.

Pernyataan Kang Jalal ini, sebutan akrabnya, dimuat dalam laman situs Tempo.co, Senin, 03 September 2012 lalu. Dalam wawancara tersebut, ia menyatakan, kelompok Syiah pertama kali muncul di Bandung.

"Lalu Syiah masuk ke HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) dan mulai tersebar ke kampus di daerah lain. Aktivis HMI menyebarkan ajaran Syiah secara sistematis, yakni melalui pelatihan kepemimpinan," kata Kang Jalal.

Kang Jalal menyatakan, Revolusi Iran yang dipimpin Ayatullah Rohullah Khomeini menarik perhatian mahasiswa. Khomeini menjadi lambang negara dunia ketiga yang melawan Amerika Serikat.

"Mahasiswa yang dilarang berkegiatan sosial oleh pemerintah kembali ke masjid. Mereka mengulas buku-buku revolusi Iran, mengenal Syiah, mempelajari ideologi serta filosofinya. Kemudian muncullah Syiah di kalangan pelajar yang berpusat pada masjid kampus," kata Kang Jalal.

Saat itu, lanjut dia, Syiah belum memunculkan protes dari masyarakat. "Bahkan masyarakat tak merisaukan kesibukan mahasiswa yang mempelajari Syiah. Sebab mereka tak membicarakan soal fiqih. Jadi hanya dianggap sebagai gerakan intelektual," katanya. [wir]

8 komentar:

  1. jika memang betul adanya kenapa...???
    di HMI tidak membatasi siapa yang mau masuk di dalamnya, mau NU, Muhammadiyah, syiah, Ahmadiyah, sunnah dan lain sebagainya, jika memang betul demikian bahwa anggota HMI menyebarkan Syiah, maka anda harus menggaris bawahi bahwasanya hal tersebut bukanlah tujuan dari HMI didirikan, dan HMI tidak mempunyai tujuan untuk menyebarkan islam yang berkotak-kotak, di HMI belajar islam secara kaffah, bukan dari sudut pandang tertentu,apa ada masalah seandainya ada anggota HMI YANG orang syiah itu menyebarkan syiah.a, yg NU menyebarkan NU, yang muhammadyah menyebarkan muhammadiyah....apa salah jika demikian.

    BalasHapus
  2. Ganti aja namax jd HMI (HIMPINAN MAHASISWA INDONESIA) law ga bertujuan menegakan Islam. Sy rasa akan lebih damai, karena Tuhan satu agama satu kitab penuntun satu dan ga ada tuh aliran diatas yg tertera di Alquran. Koment orang awam

    BalasHapus
  3. Ganti aja namax jd HMI (HIMPINAN MAHASISWA INDONESIA) law ga bertujuan menegakan Islam. Sy rasa akan lebih damai, karena Tuhan satu agama satu kitab penuntun satu dan ga ada tuh aliran diatas yg tertera di Alquran. Koment orang awam

    BalasHapus
  4. HMI adalah organisasi tertua dan terbesar di Indonesia dan sudah banyak berperan andil dalam memerjuangkan indonesia dari kolonialis,imprealis dan komunis, sepak terjang HMI sudah banyak di akui oleh masyarakat indonesia tidak sedikit HMI melahirkan kader cendekiawan yg berasaskan islam, karena Independensial HMI lah yg membuat HMI tidak membatasi mazhab islam sebab organisasi ini masih berpegang teguh terhadap Al-Qur'an dan Al-Sunnah/Hadits maka dari itu apapun mazhabnya baik sunni,syiah,ahmadiyah,muhammadiyah, dll jika masih berpedoman dengan Al-qur'an dan Al-sunnah maka kita tidak bisa menghukumnya sesat, jika sebaliknya ia melenceng dari pedoman agamanya al-qur'an dan Al-Sunnah maka itulah yg di katakan sesat....

    BalasHapus
    Balasan
    1. maka dari itu apapun mazhabnya baik sunni,syiah,ahmadiyah,muhammadiyah, dll jika masih berpedoman dengan Al-qur'an dan Al-sunnah maka kita tidak bisa menghukumnya sesat


      *Syiah itu sesat gan

      Hapus
  5. bukankah anggota anggota HMI terpelajar, kok bisa di bilang syiah itu bagian dari Islam ?

    BalasHapus
  6. Mempelajari sesuatu bukan berarti menganutnya, apalagi dengan menyebarkannya (Franz Magnis). Di HmI kita belajar falsafatuna, dan buku syiah lainnya, mempelajari bagaimana konstruk pemikiran syiah, kita belajar marxisme dan komunisme, kita belajar tentang sistem kapitalisme dan doktrin gereja, tapi selanjutnya kita benturkan dan adakan perbandingan dengan pemikiran lain untuk memperoleh sintesa atau pengetahuan baru lainnya. Singkatnya, belajar apa pun itu baik, tapi hanya jadikan sebagai pisau analisis untuk menjawab tantangan zaman di tengah-tengah arus benturan ideologi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe...Yakin gak kan kebawa pemikiran syi'ah?, Dulu kenyang gua dengar ujaran seperti ini hahaha... Sudah sudahlah.

      Hapus