Selasa, 25 September 2012

Di Ponpes YAPI, Ponpes Syiah

Pasuruan (beritajatim.com) - Sejak hari ini, proses belajar mengajar di Pondok Pesantren Al-Ma'hadul Islami YAPI di Desa Kenep, Kecamatan Beji dimulai. Para santri di pondok pesantren tersebut, mengaku tak terpengaruh dengan konflik Syiah-Sunni yang terjadi di Sampang.

Di pondok pesantren yang menjadi pusat pendidikan Syiah Indonesia ini, para santri juga diajari aliran lain seperti aliran Sunni. "Di YAPI ini kita diajarkan dua madzhab, tidak masalah kita menggunakan aliran yang mana saja. Syiah boleh, Sunni juga boleh," jelas Fikri Baharuddin, Senin (3/9/2012).

Menurut santri asal Surabaya tersebut, sejatinya Syiah dan Sunni tak pernah berselisih faham karena bersaudara. Itu karena memang ajaran Syiah dan Sunni nyaris tak ada perbedaan. "Sunni dan Syiah itu adalah saudara. Dan tidak ada hubungannya dengan tata cara kita belajar di Pondok YAPI ini," imbuhnya.

Terlepas dari konflik Syiah-Sunni di Sampang, para santri menganggap Pondok Pesantren Al-Ma'hadul Islami YAPI tetaplah yang terbaik. Ini karena alumninya banyak yang sukses. "YAPI itu adalah sekolah yang bagus. Dimana keluaran YAPI itu, banyak menghasilkan pelajar-pelajar yang produktif," sambung Fikri.

Sementara itu Pondok Pesantren Al-Ma'hadul Islami YAPI mengaku bersedia menampung anak-anak korban kerusuhan di Sampang, jika ada rekomendasi dari pihak-pihak terkait atau pengambil kebijakan di Sampang. Sebab, akibat konflik Syiah-Sunni, pendidikan anak-anak di pengungsian terbengkalai.

"Kalau mereka mengijinkan, Insya Allah kalau tempatnya masih memungkinkan, mungkin-mungkin saja. Yang paling penting adalah ijin dari sana. Kalau tempatnya memungkinkan kita terima, karena pendaftaran (santri) tahun ini cukup banyak," ungkap Ustadz Muhsin, Ketua Pondok Pesantren Al-Ma'hadul Islami YAPI. [bec/but]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar