JAKARTA (voa-islam.com) -
Harakat Al Muqawwamatul Islamiyyah (Hamas) atau dalam bahasa Indonesia
berarti Gerakan Perlawanan Islam, dibentuk tahun 1987 untuk melakukan
perlawanan terhadap penjajahan Israel di tanah Palestina. Gerakan
perlawanan yang paling dimusuhi Yahudi ini berpijak pada gerakan
Ikhwanul Muslimin di Mesir.
Tak
seperti organisasi perjuangan Palestina lainnya, Fatah misalnya, gerakan
perlawanan Hamas pada awalnya justru amat sulit mendapat bantuan dari
negara-negara Arab termasuk mendirikan markas mereka di luar Palestina.
Sudah menjadi rahasia umum jika negara-negara Arab telah teracuni
hegemoni AS yang berbagai kebijakannya dikendalikan Zionis Yahudi.
Syaikh
Ghayyats Abdul Baqi, ulama asal Suriah ini membenarkan jika Hamas
berkantor di Damaskus, Suriah. Hal ini terpaksa dilakukan Hamas lantaran
negara-negara Arab sendiri tak memberikan tempat bagi Hamas.
“Hakikatnya
bukan permasalahan mendukung Bashar Al Assad atau tidak, karena di
negeri-negeri Arab sendiri tidak memberikan tempat bagi Hamas mendirikan
markasnya, maka dengan sangat terpaksa kondisi yang memungkinkan saat
ini agar mereka dapat membuat markas adalah di Suriah,” ujarnya saat
didampingi ustadz Abu Harits sebagai penerjemah kepada voa-islam.com,
Ahad (17/5/2012).
Ia
dengan tegas membantah syubhat (kerancuan) bahwa dengan berkantornya
Hamas di Damaskus berarti rezim Bashar Al Assad mendukung Hamas.
Menurutnya hal ini dilakukan demi politik pencitraan Bashar Al Assad
agar seolah ia turut serta membela Palestina.
“Dan itu
jangan diartikan bahwa Bashar Al Assad mendukung Hamas, hakikatnya
tidak. Hakikatnya itu demi kepentingan Bashar Al Assad sendiri. Karena
apa? Supaya dunia menilainya bahwa dia membela Palestina namun pada
dasarnya tidak demikian,” kata Syaikh Ghayyats di sela-sela koferensi
pers yang diselenggarakan Hilal Ahmar Indonesia.
Bahkan, Syaikh Ghayyats menuding pihak Bashar Al Assad telah mengeruk keuntungan lewat keberadaan Hamas di Damaskus, Suriah.
“Dengan
adanya Hamas ini dia juga mengambil keuntungan, meminta uang kepada
Hamas, dengannya pula ia mendapatkan bantuan dari Iran yang sebenarnya
digunakan untuk menghancurkan kaum Muslimin,” tandasnya. [Ahmed Widad]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar