Rabu, 06 Juni 2012

Penyebar Kesesatan Syi’ah, Husein Al Attas – Radio Rasil Ditantang Balik Mubahalah!

JAKARTA - Akhir- akhir ini keberadaan aliran sesat semakin merisaukan umat Islam di Indonesia. Diantara aliran sesat tersebut ada yang berani terang terangan seperti Ahmadiyah, JIL atau yang masih taqiyyah seperti Syiah.
Diantara penyebar fikroh Syiah, tetapi ia enggan disebut dirinya penganut Syiah adalah Husein bin Hamid Alattas, ustadz yang menjadi pengisi rutin di Radio Silaturahim (Rasil). Ustadz ini sangat dominan dan leluasa menyebarkan fikroh Syiahnya lewat media tersebut.
Tetapi anehnya ia tidak pernah mengakui dirinya sebagai Syiah. Bahkan ia berani mengajak ber-mubahalah terhadap siapa saja yang menuduhnya Syiah. Diantara pemikiran sesat Syiah yang dibawa oleh Husein bin Hamid Alattas antara lain: Mencaci secara terang-terangan beberapa sahabat Rasulullah Saw seperti Muawiyah ra, dan Abu Sufyan ra. Kemudian, menuduh secara halus bahwa sahabat Abu Hurairah ra melakukan kecurangan dalam meriwayatkan hadits.
Sebagaimana pernyataan yang ia sampaikan di Radio silaturahim, yakni, bagaimana Abu Hurairah yang masuk Islamnya belakangan kok bisa meriwayatkan hadist tentang kematian Abu Thalib atau Husein ini mengulang-ulang riwayat palsu tentang dicambuknya Abu Hurairah oleh Umar bin Khatthab karena banyak meriwayatkan banyak hadist.
Cercaan lainnya adalah melaknat Marwan bin Hakam. Padahal sosok Marwan bin Hakam adalah sosok yang sangat dihormati oleh  para ulama Ahlussunnah. Imam Bukhari menjadikan Marwan bin Hakam sebagai salah satu perawi hadits yang terpercaya. Para ulama juga berselisih, apakah Marwan termasuk golongan sahabat Rasulullah saw yang berumur muda atau tersemasuk pendahulu generasi tabi’in.
Selanjutnya, Husein juga  melakukan “tasykik” atau upaya membuat keraguan terhadap keshahihan hadits-hadits yang ada di shahih Bukhori. Atas kesesatan dan penyebaran kesesatan yang dilakukan oleh Husein dan difasilitasi oleh radio silaturahim (Rasil), maka aktivis dakwah yang juga ahli penyakit dalam, Haidar Abdullah Bawazir menyampaikan beberapa hal:
“Kepada Husein bin Hamid Alattas dan segenap jajaran pengurus serta penyandang dana radio Silaturahim, segera bertaubatlah dan hentikanlah penyebaran kesesatan ini. Takutlah kalian kepada Allah Swt!”
Tentang Husein yang mati-matian menolak dianggap sebagai seorang penganut Syiah, bagi kami yang penting adalah dia telah menyebarkan fikroh Syiah bukan perkara dia mengaku Syiah atau bukan.
Mengingat perkara mencaci sahabat adalah perkara yang sangat besar kesesatannya dalam aqidah Ahlussunnah wal jamaah, maka Haidar meminta Husein untuk berhenti dari menyebarkan kesesatan tersebut dan mengumumkan akan taubatnya sehingga tidak membingungkan masyarakat awam.
“Apabila ia menolak untuk menghentikan upaya penyesatan tersebut, maka saya menantang Husein untuk melakukan MUBAHALAH dalam perkara: Tuduhan terhadap sahabat Abu Hurairah ra, tuduhan terhadap sahabat Muawiyah ra, tuduhan terhadap Marwan bin Hakam,” tandas Haidar Bawazir, dokter ahli penyakit dalam dan aktivis dakwah itu.
Pilihan bagi Husein hanya dua, yaitu: bertaubat atau mempertanggung jawabkan pendapatnya dengan melakukan mubahalah bila ia tidak ingin dianggap sebagai pendusta. Mudahan mudahan Allah Swt menunjuki kaum muslimin kepada jalan yang benar dan menyelamatkan kita dari kesesatan. ** Jum’at, 04 May 2012 (VoA-Islam).
***

Husen Alatas Rasil AM720 Mengusung Syi’ah

Kenyataanya, para misionaris Syi’ah yang punya kesempatan berdakwah di media publik (seperti TV dan Radio), tidak melepaskan peluang untuk menyampaikan misi Syi’ah, misalnya Ustadz Omar Shihab di Trans TV, Husen Alatas di Rasil AM720. Bau sesat paham Syi’ah yang ditebarkan melalui frekwensi AM720, selain dilakukan oleh Ustadz Husen Alatas, juga oleh Ustadz Zen Al-Hady. (lihat tulisan berjudul Radio Silaturahim Pro Syi’ah? di http://nahimunkar.com/10988/radio-silaturahim-pro-Syi’ah/)
Mengenai Ustadz Zen Al-Hady, masyarakat sudah lama mengenali beliau sebagai misionaris Syi’ah, antara lain melalui kedudukannya sebagai Dewan Pembina di Yayasan Fathimah yang bermarkas di Jalan Batu Ampar III No.14, Condet, Jakarta Timur 13520. Yayasan Fathimah adalah salah satu dari sekian puluh Yayasan Syi’ah yang bertebaran di Indonesia (http://fatimah.org/pengurus/).
Indikasi syi’ah yang bisa ditemukan pada diri Ustad Husen Alatas antara lain ketika Ustadz Husen Alatas menjawab sebuah pertanyaan dari pendengar yang dibacakan pembawa acara Rasil AM720, yang terjadi pada Selasa malam (sekitar jam 23:00 wib) tanggal 25 Oktober 2011 (28 Dzulqa’dah 1432H), ia menggunakan kesempatan itu untuk melampiaskan syahwat paham sesat Syi’ah yang cenderung meremehkan Imam Bukhari dan Muslim yang diakui otoritasnya oleh ummat Islam di dunia sebagai perawi hadits shahih.
Ustadz Husen Alatas kala itu pernah mengatakan salah satu hadits riwayat Muslim dengan tudingan sebagai hadits palsu. Yaitu, hadits yang isinya antara lain mengatakan bahwa “orang tua Nabi di neraka”. Juga, ada satu hadits riwayat Bukhari yang dikatakannya menjijikkan. Yaitu, salah satu hadits yang mengatakan bahwa “Fathimah datang ke Nabi Muhammad dan berkata agar Nabi bersikap adil kepada istri-istrinya sebagaimana kepada Aisyah, dan ketika Fathimah datang kepada Nabi Muhammad, beliau sedang berada di pangkuan Aisyah”.
Bahkan, ustadz Husen Alatas seperti tidak mengakui eksistensi dan otoritas Imam Bukhari dan Muslim dengan seolah-olah memposisikan keduanya sebagai bukan termasuk ulama yang berhak menilai shahih tidaknya hadits. Karena menurut Husen Alatas, Bukhari dan Muslim hanya mengumpulkan riwayat. Sedang yang menentukan shahih atau tidaknya hadits adalah ulama rabbaniyyin berdasarkan Al-Qur’an dan akal. Husen Alatas mereduksi otoritas Imam Bukhari dan Muslim hanya sebagai pengumpul riwayat (hadits). Ini salah satu ciri khas watak penganut paham sesat Syi’ah yang senantiasa menentang hadits Bukhari dan Muslim. Bila dia menolak dianggap sebagai orang Syi’ah atau bermisi Syi’ah, faham yang disuntikkannya kepada pendengar Rasil itu sendiri sama sekali tidak menghargai ulama hadits paling terpercaya, sekaligus manafikan ilmu hadits dalam menentukan shahih tidaknya hadits. Hingga untuk menentukan shahih tidaknya hadits, yang dianggap berhak adalah ulama rabbaniyyin berlandaskan Al-Qur’an dan akal. Padahal kitab-kitab ulama hadits sendiri sering merujuk kepada persyaratan dua syaikh (Syaikhani – Bukhari dan Muslim) ini dalam menentukan shahihnya hadits.
Dari pernyataan Husen Alatas itu, kalau diikuti, berarti Imam Bukhari dan Muslim pun tidak termasuk apa yang dia sebut ulama rabbaniyyin. Ketika hadits shahih Bukhari dan Muslim ditolak oleh Husen Alatas dengan alasan seperti itu, berarti Imam Bukhari dan Muslim dianggapnya tidak mengerti Al-Qur’an, dan akalnya juga tidak bisa dipakai, makanya Husen tolak. Atau dengan kata lain, Husen Alatas secara tidak langsung berarti mendudukkan dirinya sebagai ulama rabbani (karena tidak dia sebutkan siapa ulama rabbaniyyin yang dia maksud), dan dia mengerti betul isi Al-Qur’an dan akalnya memenuhi syarat yang dia bikin, sehingga berani menolak hadits shahih Bukhari dan Muslim seperti tersebut.
Tidak usah disifati apa-apa, itu sudah jelas. Hanya orang bodoh saja yang mau untuk dibodohi.
Bila di Rasil AM720 Ustadz Husen Alatas meremehkan Imam Bukhari dan Muslim, di tempat lain ia pernah menghujat Abu Hurairah secara terang-terangan. Padahal Abu Hurairah adalah salah satu perawi hadits terkemuka. Hujatan itu kemudian mendapat bantahan dari ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat, seorang guru hadits.
Menurut ustadz Farid Ahmad Okbah, ternyata landasan ustadz Husen Alatas di dalam menghujat Abu Hurairah adalah buku karya Abu Rayyah berjudul Adhwau ‘alas Sunnatil Muhammadiyah (Sorotan Terhadap Sunnah Muhammadiyah) yang telah dibantah oleh Dr Musthafa As Siba’i dengan judul As Sunah wa Makaanatuha fit Tasyri’il Islami.
Selain As Siba’i masih ada sekitar sepuluh ulama terkemuka lainnya yang membantah Abu Rayyah. Antara lain Shalih Abdul Mun’im dengan bukunya Difa’an Abi Hurairahyang merupakan sanggahan terbagus.
Contoh lain yang mempertegas kaitan ustadz Husen Alatas dengan Syi’ah adalah sebagaimana diungkap dalam buku berjudul Aliran dan Paham Sesat di Indonesiayang terbit sejak 2002, bahwa ustadz Husen Alatas cukup aktif menghadiri acara-acara yang diselenggarakan kalangan syi’ah di gedung Darul Aitam, Tanah Abang,  Jakarta Pusat.
Ketika Imam Bukhari, Imam Muslim, dan Abu Hurairah –sahabat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang didoakan khusus untuk mendapatkan karunia dari Allah Ta’ala sehingga hafal banyak hadits– itu semua telah diremehkan sama sekali oleh Husen Alatas, maka pihak Rasil yang mengusung Husen Alatas untuk menceramahi Ummat Islam mesti bertanggung jawab. Ummat Islam mestinya yang menuntut pihak mereka, bukan sebaliknya. Karena mereka sudah melukai dan menjerumuskan Ummat  Islam. (haji/tede/nahimunkar.com) 9 February 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar