Ancaman Disintegrasi Bangsa Sebagai Rasa Persatuan Indonesia atas dasar
Bhinneka Tunggal Ika kembali di uji tepat menjelang tanggal satu Juni
tepat Hari Kesaktian Pancasila. Jember bergolak dengan isu-isu sektarian
agar Ummat selalu disibukkan dengan isu-isu mazhab yang berujung kepada
lemahnya Ummat Islam akibat perseteruan dan permusuhan sesama kaum
Muslimin.
Daerah Puger di Jember merupakan daerah yang damai dan dihuni oleh
masyarakat yang relegius yang cinta kedamaian. Kedamaian itu mulai
terusik saat Ustadz Haqi dan Ustadz Fauzi bermaksud mengadakan Pengajian
pada tanggal 7 Juni 2012 dengan mendatangkan penceramah Ustadz Muhdor
al-Hamid yang dikenal sebagai provokator agar Sunni dan Syi’ah selalu
berkonflik.
Pengajian ini merupakan pengajian ke-lima yang diselenggarakan dengan
Penceramah inti Ustadz Muhdor al-Hamid. Sejak pengajian pertama selalu
memprovokasi ummat agar bergerak melakukan anarkhisme kepada Habib Ali
al-Habsyi, ulama sepuh berusia 75 tahun dan menetap sejak tahun 1964 di
Jember dan berdakwah serta membina masyarakat Puger dengan faham
Ahlussunnah wal Jama’ah.
Mendengar bahwa pengajian tanggal 7 Juni 2012 tersebut akan
dilanjutkan penyerangan ke Ponpes Darul Sholihin, maka pihak keluarga
Ustadz Muhdor al-Hamid pada tanggal 30 Mei 2012 berinisiatif untuk
bertemu dengan Ustadz Fauzi dan panitia, pihak keluarga tersebut
diwakili oleh Muhsin al-Hamid, Alwi al-Hamid, dan Zein al-Hamid.
Dengan semangat kekeluargaan tiga orang Habib itu bersilaturahmi
menemui Ustadz Fauzi memberitahukan bahwa Ustadz Muhdor al-Hamid adalah
sepupu mereka dan menantunya Habib Ali al-Habsyi pimpinan Ponpes Darul
Sholihin adalah adik mereka dan ketiganya adalah bersaudara satu
keluarga dan mereka bertiga menghimbau agar hubungan silaturahmi dan
kekeluargaan ini jangan di rusak dengan isu perbedaan mazhab.
Namun upaya dialog agar semua pihak bisa menahan diri dan tercipta
suasana damai tidak berjalan baik. Suasana semakin gaduh dan terdengar
suara teriakan bahwa pihak Ustadz Fauzi dan kelompoknya akan membakar
Ponpes Darul Sholihin pada tanggal 7 Juni nanti.
Ketiga habib dan murid mereka yang bernama Syamsul hanya bermodalkan
niat baik dan tanpa senjata semakin tersudut, massa semakin emosi dan
bertambah jumlahnya. Salah seorang diantara massa yang emosi itu
terlihat mengacungkan golok dan menyerang kepada ketiga habib itu.
Beruntung Habib Muhsin (salah seorang dari Habib yang diserang) bisa
menangkisnya sehingga orang yang menyerang tadi terpental dan senjatanya
mengenai dirinya sendiri.
Melihat massa semakin beringas, rombongan habib itu pun melarikan
diri. Massa yang sudah tersulut emosi itupun membakar sepeda motor yang
dipakai oleh Ketiga habib itu, namun Syamsul terkena pukulan cukup keras
dari belakang.
Ketiga Habib ini bukanlah tokoh Syi’ah bahkan yang bernama Habib Alwi
bin Ali al-Hamid ayah beliau adalah Ketua Anshor Tanggul Jember yang di
culik oleh PKI dan dibunuh pada tahun 1966 di Merawan Banyuwangi.
Saat ini pihak kepolisian masih terus melakukan pemeriksaan dan
pengumpulan saksi-saksi. Semoga pihak kepolisian tidak tertipu akan
pemutar-balikan fakta seolah-olah tiga orang Habib yang bersilaturahmi
itu yang melakukan penyerangan.
sumber : ahlubaitindonesia.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar