Surabaya (beritajatim.com) - Koordinator Tim
Advokasi Kasus Sampang sekaligus Ketua Tim Pembela Ahlulbait Indonesia
Muhammad Hadun Hadar SH menjelaskan kronologis kejadian penyerangan dan
pembakaran madrasah Syiah di Sampang.
Berikut kronologis peristiwa Sampang membara yang dikirimkan kepada beritajatim.com:
Kejadian
(29-Des-2011) bermula dari berita yang dikabarkan oleh ibu Misnawi,
dari desa Karang Gayam kampung Nangkernang yang telah mendengar dari
seorang yang berinisial BA, warga Ahlusunah tetangga Ust. Tajul Muluk
alias Ali Murtadha (38 thn). Yang memberitahukan bahwa akan terjadi
penyerangan ke kediaman Tajul oleh sejumlah masyarakat yang telah
terkoordinir.
Kemudian, berita itu disampaikan kepada saudara
Ust.Tajul, bernama Iklil Almilal (39 thn). Waktu itu, Ust.Tajul sendiri
tidak berada di Madura. Setelah Tajul Muluk mendengar adanya isu
penyerangan oleh masyarakat yang telah dimobilisir oleh sebagian orang
di daerah itu, akhirnya dia selalu menghubungi sudaranya (Iklil) untuk
mengetahui lebih lanjut tentang perkembangan situasi lapangan yang
berkembang.
Selain itu, dia juga selalu mengontak beberapa
anggota kepolisian yang ada. Namun tidak satupun dari anggota keamanan
yang dapat dihubungi. Setelah beberapa saat, akhirnya aparat keamanan
dapat dihubungi. Akan tetapi karena mereka beralasan masih di jalan dan
kurangnya personal, maka kejadian anarkispun terjadi tanpa reaksi apapun
dari pihak keamanan.
Menurut kesaksian Iklil Almilal, pada pukul
10.00 WIB mulai nampak gerakan massa yang berjumlah kurang-lebih 500
orang dengan membawa senjata tajam menuju ke arah rumah Tajul Muluk.
Karena jumlah yang begitu banyak dan bersenjata tajam, maka Iklil
memerintahkan beberapa orang perempuan yang tinggal di rumah Tajul -yang
selama ini telah dikosongkan oleh pemiliknya- untuk meninggalkan rumah
tersebut.
Setelah massa penyerang tiba di lokasi, mereka mulai
melakukan aksi pengrusakan dan mulai membakar asrama para Santri, yang
kemudian dilanjutkan dengan membakar aset-aset lainnya, mulai Mushalla,
ruang-ruang kelas dan warung. Pada saat kejadian, hanya ada 2 orang
anggota kepolisian yang tidak bisa berbuat apapun.
Setelah
selesai melakukan perusakan dan pembakaran di area rumah Tajul Muluk,
massa mulai bergerak menuju kediaman Iklil Milal di desa Blu'uran
kampung Geding Laok yang berada kurang-lebih 1 Km dari lokasi pertama.
Sehingga pada pukul 11.00 WIB massa mulai melakukan penyerangan,
perusakan dan pembakaran di rumah Iklil Almilal.
Setelah merusak
dan membakar rumah Iklil, mereka bergerak menuju rumah Ummu Hani (27
thn) warga kampung Solong Berek desa Karang Gayam, saudari Tajul Muluk.
Sesampai mereka di lokasi, pada pukul; 12.00 WIB massa mulai merusak dan
membakar rumah Ummu Hani. Bukan hanya itu, massa juga sempat menjarah
rumah seorang TKI yang baru datang dari Malaysia, Suhairi.
Peristiwa
demi peristiwa yang terjadi (pembakaran tiga rumah terakhir) di wilayah
kecamatan Omben kabupaten Sampang Madura tersebut telah dihadiri dan
disaksikan oleh pihak-pihak dari aparat keamanan setempat, baik dari
Polsek Karang Gayam maupun Koramil Omben sendiri. Namun lagi-lagi mereka
tidak dapat melakukan reaksi apapun dengan alasan jumlah massa yang
begitu besar, sementara personal mereka minim.
Kondisi terakhir
yang kami dapati, evakuasi para korban telah dilakukan oleh pihak
pemerintah daerah Sampang yang ditempatkan di GOR kota (depan gedung
DPRD). Namun dikarenakan adanya kekhawatiran para pihak korban akan
terjadinya kembali perusakan dan penjarahan aset-aset lain yang masih
tertinggal seperti rumah beserta perabotnya, juga hewan-hewan ternak
yang ada, maka kurang-lebih 100 orang masih tetap berada di lokasi
kejadian dengan didampingi beberapa aparat dari kepolisian.
Di
samping adanya pernyataan pihak berwajib yang mengabarkan bahwa pihak
aparat sendiri tidak dapat menjamin keamanan aset-aset korban tersebut. [kun]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar