Wartajember.com - Dari pengakuan Eko Mardi Santoso (42), warga Krajan 1 Dusun Mandaran Desa Puger Kulon Kecamatan Puger yang menjadi korban atas pecahnya bentrokan Puger, saat berada di Polsek Puger kemarin malam. Sebenarnya permasalahan yang menjadi pemicu bentrokan itu sudah terjadi sejak bulan Maret tahun 2011 lalu. Sejak dirinya dilaporkan oleh Ustad Ali atas tuduhan pencemaran nama baik.
Tanpa ‘tedeng aling-aling, Eko
yang masih menantu Ustad Fauzi ini menceritakan kalau pada waktu itu
dirinya mengatakan bahwa kubu Ustad Ali adalah kelompok yang berfaham
syiah. Atas ucapannya itulah, Eko sempat berurusan dengan orang-orangnya
Ustad Ali hingga memunculkan laporan polisi atas pencemaran nama baik.
Walau berakhir dengan pencabutan laporan oleh Ustad Ali.
Namun begitu, permasalahan itu sempat
membuat cuaca di wilayah Puger pada waktu itu sempat memanas. Beberapa
kelompok basis kekuatan massa sempat mengarah dan tertuju pada seorang
Eko Mardi Santoso. “Hingga saya sempat diamankan di Mapolres Jember pada
waktu itu,” cerita Eko saat berada di Mapolsek Puger malam kemarin.
Eko melanjutkan, kalau terkait bentrok
fisik yang terjadi di kediaman Ustad Fauzi yang di ‘luruk’ beberapa
orang dari para santri Ustad Ali pada Rabu (30/05) kemarin, sebenarnya
pada awalnya dia tidak tahu. Karena ada ramai-ramai, dia pun keluar dari
rumahnya yang bersebelah`n dengan kediaman Ustad Fauzi. “Begitu saya
dengar ada ramai-ramai, saya langsung keluar rumah,” katanya.
“Saya ketahui perdebatan yang ujung
pangkalnya tidak saya pahami itu tidak `da titik temu, hingga saya lihat
ada seseorang yang mengeluarkan pedang yang mengancam saya,” lanjut
Eko. Sabetan pedang itupun ditangkisnya, hingga terpental. Apesnya,
ujung pedang sempat mengenai kening kirinya.
Dari Eko yang masih menantu Ustad Fauzi
itu akhirnya diketahui bahwa inti perdebatan itu ternyata unsur ketidak
setujuan orang-orang Ustad Ali pada Habib Muhdhor asal Tanggul sebagai
penceramah pada acara pengajian yang akan diadakan oleh Ustad Fauzi.
“Itupun tanpa alasan yang jelas,” kata Eko.
Tidak hanya Eko yang menjadi korban
dalam bentrok itu, dua sepeda motor yang kabarnya milik orang-orang dari
Ustad Ali yang ditinggal pemiliknya begitu pecah bentrokan, ikut
menjadi korban kemarahan orang-orang Ustad Fauzi.
Dibawah komando langsung Kapolres
Jember, akhirnya seluruh jajaran Polres Jember diturunkan ke Puger untuk
langkah pengamanan dan aktisipasi suasana, termasuk upaya mendamaikan
dua kubu yang terlibat bentrokan. Hingga 10 orang perwakilan dari kedua
kubu dibawa ke Polres Jember terkait upaya itu.
Situasi sampai pukul 21.45 WIB kemarin
malam, di seputaran alon-alon Puger sudah nampak kondusif. Cuma sesekali
nampak mobil patroli polisi melintas mengelilingi alon-alon. Kekuatan
polisi dari semua jajaran Polres Jember nampak dipusatkan di pertigaan
Puger tepatnya di depan Koramil ke utara hingga Polsek Puger.
Namun hingga pagi tadi, Kamis (31/05)
situasi di Puger benar-benar sudah kondusif. Jajaran dari Polres Jember
sudah ditarik kembali, termasuk tiga truk Dalmasnya. Seperti disampaikan
Kapolsek Puger AKP Mastur, bahwa wilayah Puger sudah bisa dikatakan
terkendali. “Dari beberapa perawakilan yang sempat dibawa ke Jember,
sudah saling mufakat untuk damai. Saya berharap pada kedua belah pihak
untuk saling mawas diri, demi ketenangan wilayah Puger,” ungkap Mastur
saat konfirmasi siang tadi.
“Kepada masyarakat Puger agar tidak
mudah terpancing terkait segala informasi yang tidak jelas. Silahkan
kembali bekerja sesuai dengan rutinitas yang dilakukan setiap hari,”
pesannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar