Kamis, 14 Juni 2012

Dibalik Tragedi Puger

 
Wartajember.com - Dari pengakuan Eko Mardi Santoso (42), warga Krajan 1 Dusun Mandaran Desa Puger Kulon Kecamatan Puger yang menjadi korban atas pecahnya bentrokan Puger, saat berada di Polsek Puger kemarin malam. Sebenarnya permasalahan yang menjadi pemicu bentrokan itu sudah terjadi sejak bulan Maret tahun 2011 lalu. Sejak dirinya dilaporkan oleh Ustad Ali atas tuduhan pencemaran nama baik.
Tanpa ‘tedeng aling-aling, Eko yang masih menantu Ustad Fauzi ini menceritakan kalau pada waktu itu dirinya mengatakan bahwa kubu Ustad Ali adalah kelompok yang berfaham syiah. Atas ucapannya itulah, Eko sempat berurusan dengan orang-orangnya Ustad Ali hingga memunculkan laporan polisi atas pencemaran nama baik. Walau berakhir dengan pencabutan laporan oleh Ustad Ali.
Namun begitu, permasalahan itu sempat membuat cuaca di wilayah Puger pada waktu itu sempat memanas. Beberapa kelompok basis kekuatan massa sempat mengarah dan tertuju pada seorang Eko Mardi Santoso. “Hingga saya sempat diamankan di Mapolres Jember pada waktu itu,” cerita Eko saat berada di Mapolsek Puger malam kemarin.
Eko melanjutkan, kalau terkait bentrok fisik yang terjadi di kediaman Ustad Fauzi yang di ‘luruk’ beberapa orang dari para santri Ustad Ali pada Rabu (30/05) kemarin, sebenarnya pada awalnya dia tidak tahu. Karena ada ramai-ramai, dia pun keluar dari rumahnya yang bersebelah`n dengan kediaman Ustad Fauzi. “Begitu saya dengar ada ramai-ramai, saya langsung keluar rumah,” katanya.
“Saya ketahui perdebatan yang ujung pangkalnya tidak saya pahami itu tidak `da titik temu, hingga saya lihat ada seseorang yang mengeluarkan pedang yang mengancam saya,” lanjut Eko. Sabetan pedang itupun ditangkisnya, hingga terpental. Apesnya, ujung pedang sempat mengenai kening kirinya.
Dari Eko yang masih menantu Ustad Fauzi itu akhirnya diketahui bahwa inti perdebatan itu ternyata unsur ketidak setujuan orang-orang Ustad Ali pada Habib Muhdhor asal Tanggul sebagai penceramah pada acara pengajian yang akan diadakan oleh Ustad Fauzi. “Itupun tanpa alasan yang jelas,” kata Eko.
Tidak hanya Eko yang menjadi korban dalam bentrok itu, dua sepeda motor yang kabarnya milik orang-orang dari Ustad Ali yang ditinggal pemiliknya begitu pecah bentrokan, ikut menjadi korban kemarahan orang-orang Ustad Fauzi.
Dibawah komando langsung Kapolres Jember, akhirnya seluruh jajaran Polres Jember diturunkan ke Puger untuk langkah pengamanan dan aktisipasi suasana, termasuk upaya mendamaikan dua kubu yang terlibat bentrokan. Hingga 10 orang perwakilan dari kedua kubu dibawa ke Polres Jember terkait upaya itu.
Situasi sampai pukul 21.45 WIB kemarin malam, di seputaran alon-alon Puger sudah nampak kondusif. Cuma sesekali nampak mobil patroli polisi melintas mengelilingi alon-alon. Kekuatan polisi dari semua jajaran Polres Jember nampak dipusatkan di pertigaan Puger tepatnya di depan Koramil ke utara hingga Polsek Puger.
Namun hingga pagi tadi, Kamis (31/05) situasi di Puger benar-benar sudah kondusif. Jajaran dari Polres Jember sudah ditarik kembali, termasuk tiga truk Dalmasnya. Seperti disampaikan Kapolsek Puger AKP Mastur, bahwa wilayah Puger sudah bisa dikatakan terkendali. “Dari beberapa perawakilan yang sempat dibawa ke Jember, sudah saling mufakat untuk damai. Saya berharap pada kedua belah pihak untuk saling mawas diri, demi ketenangan wilayah Puger,” ungkap Mastur saat konfirmasi siang tadi.
“Kepada masyarakat Puger agar tidak mudah terpancing terkait segala informasi yang tidak jelas. Silahkan kembali bekerja sesuai dengan rutinitas yang dilakukan setiap hari,” pesannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar